Langsung ke konten utama

KLASIFIKASI SATUAN GEOMORFOLOGI

SATUAN GEOMORFOLOGI
(Eka Novia Rosalynda / 1525010015)

Geomorfologi merupakan ilmu pengetahuan tentang bentuk-bentuk permukaan bumi atau roman muka bumi dan perubahan-perubahan yang terjadi pada bumi itu sendiri karena adanya kekuatan-kekuatan yang bekerja baik dari luar dan dalam bumi. Di mana geomorfologi yang merupakan cabang dari ilmu geografi, memperlajari tentang bentuk muka bumi, yang meliputi pandangan luas sebagai cakupan satu kenampakan sebagai bentang alam sampai pada satuan terkecil sebagai bentuk lahan.
Hubungan geomorfologi dengan kehidupan manusia adalah dengan adanya pegunungan-pegunungan, lembah, bukit, baik yang ada didarat maupun di dasar laut. Dan juga dengan adanya bencana alam seperti gunung berapi, gempa bumi, tanah longsor dan sebagainya yang berhubungan dengan lahan yang ada di bumi yang juga mendorong manusia untuk melakukan pengamatan dan mempelajari bentuk geomorfologi yang  ada di bumi. Baik yang berpotensi berbahaya maupun aman, sehingga dilakukan pengamatan dan identifikasi bentuk lahan.
Bentuk lahan adalah bagian dari permukaan bumi yang memiliki bentuk topografis khas, akibat pengaruh kuat dari proses alam dan struktur geologis pada material batuan dalam ruang dan waktu kronologis tertentu. Bantuk lahan terdiri dari pegunungan, perbukitan, vulkanik, karst, alluvial, dataran sampai marine terbentuk oleh pengaruh batuan penyusunnya yang ada di awah lapisan permukaan bumi.
Di Indonesia bentuk lahan atau bentukan asal geomorfologi secara umum antara lain yaitu :
1.    Bentukan asal vulkanik
Bentukan ini berasal dari aktivitas gunung api dan intrusi magma, baik berupa material lepas seperti lava ataupun abu vulkanik danlainnya. Klasifikasi satuan dan detil geomorfologi berdasarkan bentukan asala vulkanik adalah sebagai berikut :
a.    Kerucut Vulkanik
Merupakan bagian atas vulkanik akibat erupsi vulkan. Jenis batuan yang dominan batuan beku, material permukaan lanau sampai kerakal. Drainase baik, jenis tanah regosol dan andosol.
b.    Lereng vulkanik
Bentukan lahan yang terdapat pada batas bawah kerucut vulkan sampai batas kaki vulkan. Jenis batuan adalah batuan beku, material permukaan liat sampai kerikil. Drainase baik, jenis tanah bervariasi.
c.    Kaki vulkanik
Bentuk lahan yang terdapat pada batas bawah sampai paling bawah dari vulkan. Proses geomorfologi adalah erosi, Jenis batuan adalah batuan beku, jenis tanah bervariasi.
d.    Dataran vulkanik
Bentuk lahan yang terdapat pada batas bawah kaki vulkan sampai dataran aluvial. Proses geomorfologi adalah sedimentasi dan erosi. Jenis batuan adalah batuan beku, material permukaan liat sampai pasir. Drainase baik, jenis tanah bervariasi.
e.    Padang lava
Bentukan lahan pada daerah vulkan yang tertutup endapan lava. Jenis batuan adalah batuan beku. Material permukaan liat sampai bongkah-bongkah batuan hasil pembekuan magma. Drainase baik, jenis tanah andosol dan latosol.
f.     Padang lahar
Bentuk lahan pada daerah vulkan yang tertutup endapan lahar. Jenis batuannya dalah batuan beku, material permukaan debu sampai kerikil. Drainase baik, jenis tanah cenderung regosol.
g.    Dataran antar vulkanik
Bentuk lahan yang terdapat pada batas paling bawah kaki vulkan sampai daratan aluvial dan terletak diantara dua atau beberapa vulkan. Jenis batuan berupa batuan beku, material permukaan sampai pasir. Drainase baik, jenis tanah bervariasi.
h.    Bukit vulkanik denudasi
Bentuk lahan vulkanik yang mempunyai ketinggiann 75-300m, dan telah mengalami denudasi lanjut. Proses geomorfologi adlah erosi. Jenis batuan beku, meterial permukaan liat sampai kerikil. Drainase baik, jenis tanah bervariasi.
i.      Boka
Bentuk lahan yang terjadi karena intrusi magma yang membeku di permukaan, berbentuk lonjong atau tidak beraturan. Lereng curam sampai sangat terjal, jenis batuannya batuan beku, material permukaan liat sampai kerikil. Drainase baik, jenis tanah bervariasi.
j.      Kerucut parasiter
Bentukan yang terjadi akibat lava yang mengalir tidak melalui kepudan, tetapi muncul ke permukaan melalui celah baru, material permukaan liat sampai kerikil. Drainase baik, jenis tanah bervariasi.
2.    Bentukan asal struktural
Bentukan ini merupakan bentuk yang dihasilkan pleh struktural geologi, mulai drai kenampakan yang besar dan dominan sampai kenampakan yang kecil yang berpengaruh pada masing-masing bentukan. Ada dua tipe utama struktur geologi yang memberikan kontrol terhadap geomorfologi yaitu :
1.    Struktur aktif, yaitu bentuk yang dihasilkan merupakan bentukan baru.
2.    Struktur tidak aktif yaitu bentukan lahan yang dihasilkan dipengaruhi oleh perbedaan erosi masa lalu.
Klasifikasi satuan dan detil geomorfologi berdasarkan bentukan asal struktural adalah sebagai berikut :
a.    Blok Pegunungan Patahan
Suatu Bentukan lahan yang tidak teratur mempunyai Ketinggian di atas 300, memberikan kenampakan yang di dominasi oleh proses-proses geotektonik seperti patahan, retakan dan rekahan kulit bumi dengan arah yang simpang siur. Lereng curang sampai sangat terjal, Proses geomorfologi erosi dan longsoran, Jenis batuannya Bervariasi. Drainase Baik, sering ditemui mata air, Jenis tanah bervariasi.
b.    Blok Perbukitan Patahan
Suatu bentuk lahan yang tidak teratur, mempunyai ketinggian 75-300 m, memberikan kenampakan yang di dominasi oelh proses-proses geotektonik positif seperti patahan, retakan dan rekahan kulit bumi dengan arah yang simpang siur. Lereng curam sampai terjal dengha proses erosi da longsoran. Jenis batuan bervariasi, drainase baik, sering di jumpai mata air, jenis tanah bervariasi.
c.    Pegunungan Antiklinal
Suatu bentuk lahan yang tidak teratur, mempunyai ketinggian diatas 300 m, dengan dip kedua sayap berlawanan arah. Lereng curam samapai sangat terjal dengan proses erosi dan longsoran. Jenis batuan terutama batuan sedimen, drainase baik, jenis tanah bervariasi.
d.    Perbukitan Antiklinal
Suatu bentukan yang tidak teratur, mempunyia ketinggian 75-300 m dengan dip pada kedua sayap berlawana arah. Lereng curam samapai sangat terjal denagn proses erosi dan longsoran. Jenis batuan terutama batuan sedimen, drainase baik, jeins tanah bervariasi.
e.    Pegunungan Sinklinal
Suatu betuk lahan yang tidak tertur, mempunyai ketinggian diatas 300 m, dengan dip pada kedua dayap berhadapan. Lereng curma sampai terjal, dengan proses erosi dan longsoran. Jenis batuan terutama batuan sedimen, drainase sedang sampai baik, jenis tanah bervariasi.
f.     Perbukitan Sinklinal
Suatu bentuk lahan yang tidak teratur, mempunyai ketinggian 75-300 m, dengan dip pada kedua sayap berhadapan. Lereng curam sampai sangat terjal, dengan proses erosi dan longsoran. Jenis batuan terutama batuan sedimen. Drainase baik, jenis tanah bervariasi.
g.    Pegunungan Monoklinal
Suatu bentukan lahan yang tidak tertur, mempunyai ketinggian diatas 300 m, dengan dip perlapisan satu arah, biasanya ditandai oleh lereng depan yang terjal dan lereng belakang yang lebih landai. Lereng miring sampai sangat curam, proses geomorfologi adalah erosi. Jenis batuan sedimen, drainase baik, jenis tanah bervariasi.
h.    Perbukitan Monoklinal
Suatu bentukan lahan yang tidak tertur, mempunyai ketinggian 75-300 m, dengan dip perlapisan satu arah di tandai dengan adanya lereng depan lebih terjal dan lereng belakang lebih landai. Lereng miring sampai sangat curam, dengan proses erosi. Jenis batuan sedimen, drainase baik, jeins tanah bervariasi.
i.      Pegunungan Kubah
Suatu bentuk lahan dengan puncak-puncak membulat, berketinggian diatas 300 m dan mempunyai dip perlapisan radial sentripental. Lereng curam samapi terjal dengan proses erosi, jeins batuan sedimen, drainase baik, jenis tanah bervariasi.
j.      Perbukitan Kubah
Suatu bebtuk lahan puncak membulat berketinggian 75-300 m dan mempunyai dip perlapisan radial sentripetal. Lereng curam samapi terjal dengan proses erosi. Jenis batuan sedimen, drainase baik, jeins tanah bervariasi.
k.    Datarn Tinggi (Plateau)
Suatu bentuk lahan yang terbentuk dari rangkaian pegunungan lipatan yang mengalami perubahan menjadi struktur horizontal. Struktur tersebut datran nyaris (pineplain) kemudian terangkat sehingga memberikan kenampakan lebih tinngi dari sekitarnya. Lereng datar sampai agak miring, dengan proses erosi. Jenis batuan sedimen, material permukaan liat sampai kerikil. Drainase baik, jenis tanah bervariasi.
l.      Lembah Sinklinal
Suatu bentuk lahan lembah yang dicirikan oleh adanya kesan struktural dengan arah pelapisan dari kedua sisi lembah yang menujun ke satu titik. Lereng agak miring, proses geomorfologi adalah sedimentasi. Jenis batuan sedimen, material permukaan aluvium. Drainase baik, jenis tanah bervariasi.
m.   Sembul
Suatau bentuk lahan yang dipengaruhi oleh aktivitas geotektonik, sehingga dijumpai bagian yang muncul ke permukaan serta memilki kesan kelurusan. Kedua sisi bagian tersebut dibatasi oelh bidang patahan. Lereng miring sampai curam, proses geomorfologi erosi dan longsoran. Jenis batuan bervariasi, material permukaan laut sampai kerikil, setempat-setempat di jumpai batu guling.
3.    Bentukan asal Denudasional
Bentukan ini terjadi karena gradasi yang meliputi prosese agradasi dan degradasi. Proses ini bila berlangsung dalam waktu lama dapat merubah permukaan bumi menjadi suatu dataran yang seragam. Dalam perubahan bentul permukaan bumi proses yang paling dominan adalah proses degradasi yang ditunjukan oelh hilangnya lapisan demi lapisan dari permukaan bumi akibat terjadinya pekapukan batuan yang terangkut oleh erosi dan longsoran. Bentukan lain dari proses denudasional adalah agradasi, yaitu berbagai proses sedimentasi dan pembentukan lahan baru sebagai material endapan dari proses degradasi.
Klasifikasi satuan dan detil geomorfologi berdasarkan bentukan asal denudasional adalah sebagai berikut :
a.    Pegunungan Terkikis
Satuan bentuk lahan yang tidak teratur mempunyai ketinggian diatas 300 m. Lereng curam samapai sangat terjal, di dominasi oleh kenampakan erosi ringan samapi berat. Jenis batuan bervariasi, material permukaan lait samapi kerikil, setempat-setempat dijumpai singkapan batuan induk. Drainase baik, jenis tanah asosiasi Latosol, Podsolik dan Latosol.
b.    Perbukitan Terkikis
Suatu bentuk lahan yang tidak teratur mempunyai ketinggian 75-300 m. Lereng miring samapi curam, di dominasi oleh kenmapkan erosi ringan sampai berta. Jenis batuan bervariasi, material permukaan lait sampai kerikil, setempat-setempat dijumpai singkapan batuan induk. Drainase baik, jenis tanah asosiasi Latosol, Posolik dan Litosol.
c.    Bukit Sisa
Suatu bentuik lahan dengan ketinggian 75-300 m, yang terbentuk akibat erosi berat di masa lapau sehingga terpisah dari perbukitan yang berdekatan dengan bentuk lahan tersebut. Lereng miring sampai sangat curam, proses geomorfologi adalah erosi. Jenis batuan bervariasi, material permukaan liat samapi kerikil, setempat-setempat tersingkap batuan induk. Drainase baik, jenis tanah asosiasi Podsolik, Latosol dan Litosol.
d.    Bukit Terisolasi
Suatu bentuk lahan yang tidak memilki kesamaan dengan bukit sekitarnya dan terpisahkan oleh dataran dan tubuh di sekitatnya dan dipisahkan oleh dataran dan tubuh perairan. Lereng miring sampai curam, proses geomorfologi aerosi, jenis batuan bervariasi, material permukaan liat sampai kerikil. Drainase baik, jeins tanah asosiasi Latosol, Podsol dan Litosol.
e.    Dataran Nyaris
Suatu bentuk lahan yang terjadi akibat proses pengrendahan pada masa lampau yang berkelanjutan dan mencapai tingkat permukaan dasar. Lereng datar samapi agak datar, proses geomorfologi erosi dan sedimentasi. Jenis batuan bervariasi, tetapi di dominasi oleh batuan yan mudah terkikis. Material permukaan kerikil. Drainase sedang samapi baik, jenis tanah Latosol.
f.     Lerengkaki
Suatu bentuk lahan yang merupakan akumulasi materi koluvium pada daerah perbukitan atau pegunungan. Lereng agak miring sampai miring, proses geomorfologi yang didominasi sedimentasi. Jenis batuan berupa rombakan lereng, material permukaan pasir sampai kerikil. Drainase baik, jenis tanah dominan Koluvial.
g.    Pegunungan / Perbukitan Dengan Gerakan Masa Batuan
Suatu bentuk lahan pegunungna atau perbukitan dengan igir maupaun lereng yang tidak teratur. Lereng miring sampai sangat curam, proses geomorfologi berupa longsoran masa batuan, dengan gejala-gejala yang tertinggal. Jenis batuah bervariasi, material permukaan pasir sampai kerakal. Drainase baik, jenis tanah bervariasi.
h.    Lahan Rusak
Suatu daerah perbukitan sampai pegunungan dengan bentuk tidak tertur dan berigir tajam. Lereng miring sampai sangat curam, proses erosi dari tingkat berat sampai sangat berat. Jenis batuan bervariasi, material permukaan liat sampai kerikil. Drainase baik, jenis tanah cenderung bersolum dangkal (Litosol).
4.    Bentukan asal Kart/Karstik
Bentukan ini tersusun dari baruan yang terdiri atas batuan kapur yang bersifat mudah larut oleh air secara alamiah baik oleh aliran permukaan, aliran vertikal ataupun aliran dibawah permukaan.
Klasifikasi satuan dan detil geomorfologi berdasarkan bentukan asal kart adalah sebagai berikut :
a.    Topografi Karst
Suatu bentuk lahan yang terjadi dari hasil pelarutan yang dicirikan oleh doline, uvala, menara karts, sinhole, dan kokpit. Lereng landai sampai terjal, denganproses solusi dan longsoran batuan. Jenis batuan sedimen didominasi oleh batuan kapur, material permukaan dari liat sampai kerikil. Drainase baik, jenis tanah Renzina, dan Mediteran.
b.    Datran Tinggi Karst
Suatu bentuk lahan yang relatif datar dengan struktur horisontal pada daerah karts dan lebih tinggi daripada daerah sekitarnya. Lereng datar sampai agak miring, jenis batuan sedimen kapur. Material permukaan dari liat sampai pasir, drainase baik, jenis tanah Mediteran dan Renzina.
c.    Perbukitan Kartstik Terkikis
Suatu bentuk lahan berbukut yang menyerupai topografi karst tetapi tidak mempunyai karakteristik dominan dari suatu lahan karst. Lereng miring sampai terjal, proses erosi. Jenis batuan kapur dan batuan sedimen lainnya, material permukaan liat sampai pasir. Drainase baik, jenis tanah Renzina dan Mediteran.
d.    Dataran Aluvial Karst
Suatu bentuk lahan dataran yang terdapat pada daerah topografi karst. Lereng datar sampai agak miring, proses yang dominan sedimentasi. Jenis batuan sedimen kapur, material permukaan liat sampai pasir. Drainase baik, jeins tanah Mediteran dan Renzina.
e.    Lembah Kering Dan Ngarai Karst
Suatu bentuk lahan depresi yang terdapat pada topografi karst. Lereng agak miring sampai agak curam dengan proses erosi. Jenis batuan sedimen kapur, material permukaan liat sampai pasir. Drainase baik, jenis tanah Renzina dan Mediteran.
5.    Bentukan asal glasial
Bentukan ini dicirikan oleh akumulasi hamparan es yang terjadi pada daerah dengan temperatur dibawah -4oC.
Klasifikasi satuan dan detil geomorfologi berdasarkan bentukan asal glasial adalah sebagai berikut :
a.    Pegunungan Tertutup Es
Suatu bentuk lahan yang tertutup oleh akumulasi hamparan es, pada ketinggian diatas 5000 m. Lereng miring samapai sangat terjal, dengan proses longsoran es dan gletser. Jenis batuan tidak diketahui, material permukaan es. Jenis tanah tidak diketahui.
6.    Bentukan asal angin
Bentukan ini terjadi karena aktivitas tenaga angin. Klasifikasi satuan dan detil geomorfologi berdasarkan bentukan asal angin adalah sebagai berikut :
a.    Gumuk/Dunes
Suatu bentuk lahan yang terjadi karena tenaga angin. Lereng datar sampai miring, dengan proses korasidan sedimentasi. Jenis aluvium, material permukaan lanau pasir, darinase, jenis tanah Regosol.
7.    Bentukan asal aluvial
Bentukan ini merupakan hasil proses fluvial dengan bahan induk berupa luvium sampai kolovium serta berumur relatif muda. Klasifikasi satuan dan detil geomorfologi berdasarkan bentukan asal aluvial adalah sebagai berikut :
a.    Dataran Fluvial
Suatu bentuk lahan yang terbentuk oleh proses endapan aliran permukaan. Lereng datar sampai agak miring, dengan proses sedimentasi. Jenis batuan sedime, material permukaan liat sampai pasir. Drainase baik sampai sedang, jenis tanah aluvial, Gleisol dan Grumusol.
b.    Danau
Suatu tubuh perairan yang tergenang, baik batuan manusia maupun alami serta mempunyai perbedaan temperatur dari dasar sampai permukaan.
c.    Rawa
Suatu bentuk lahan yang merupakan ledokan do daerah datarn dan terisi air dengan kedalaman relatif dangkal. Drainase buruk dengan genangan bersifat musiman sampai permanen. Jenis tanah Organosol.
d.    Rawa Belakang
Suatu bentuk perairan yang terbentuk di belakang tanggul alam sebagai akibat meluapnya air sungai dan tergenang secara musiman. Jenis batuan sedime, material permukaan liat sampai pasir halus. Drainase buruk, jenis tanah Gleisol.
e.    Dataran Banjir
Suatu bentuk lahan yang terletak di kanan-kiri sungai dan masih dipengaruhi oleh luapan banjir. Lereng datar sampai agak miring ke arah sungai, proses geomorfologi adalah sedimentasi. Jenis batuan sedime, material permukaan liat sampai kerikil. Drainase sedang sampai buruk. Jenis tanah aluvial dan Gleosol.
f.     Ledok Fluvial
Suatu bentuk lahan dataran aluvial, tetapi mempunyai kemungkinan untuk tergenang besar, karena merupakan daerah cekungan. Lereng datar sampai agak miring, denganproses sedimentasi. Jenis batuan sedimen. Material permukaan liat halus sampai pasir. Drainase sedang sampai buruk. Jenis tanah aluvial dan Gleosol.
g.    Kipas Aluivial
Suatu bentuk lahan yang dihasilkan oleh endapan yang kipas akibat terjadinya perubahan gradien dan arah aliran sungai. Lereng datar sampai miring, dengan proses erosi ringan maupun sedimentasi, jenis batuan sedimen, material permukaan liat sampai kerikil yang belum terkosolidasi dengan baik. Drainase baik sampai sedang, jenis tanah Aluvial.
h.    Dataran Delta
Suatu bentuk lahan sebagai endapan sedimen yang terbentuk di muara sungai yang tidak bermuara ke laut serta sering ditemui perubahan-perubahan arah aliran sungai. Lereng datar sampai agak miring, dengan proses sedimentasi. Jenis batuan sedimen, material permukaan liat sampai kerikil. Drainase baik samapai sedang, jenis tanah aluvial.
i.      Pantai Delta
Suatu bentuk lahan delta yang muara sungainya menuju ke laut. Lereng datar sampai agak miring, dengan proses sedimentasi. Jenis batuan sedimen, material permukaan liat samapai kerikil. Drainase baik sampai agak sedang, jenis tanah aluvial.
j.      Ledok Delta
Suatu bentuk lahan yang berupa cekungan atau depresi yang terjadi di daerah delta. Lereng datar sampai agak miring, dengan proses sedimentasi. Jenis batua  sedimen, matereial permukaan liat sampai kerikil. Drainase sedang sampai buruk, jenis tanah aluvial.
8.    Bentukan asal marin
Bentukan ini sangat di pengaruhi oleh berbagai aktivitas aktivitas air laut, angin laut, gelombang, dan pasang surut air laut sehingga termasuk salah satu bentuk yang dapat mengalami perubahan cepat.
Klasifikasi satuan detil geomorfologi berdasarkan bentukan asal adalah sebagai berikut :
a.    Lagun
Suatu tubuh perairan yang terdapat di dalam atol, di antara pulau-pulau karang atau pulau-pulau.
b.    Tombolo
Suatu bentuk lahan berupa guguk pasir yang menghubungkan suatu pulau dengan dataran. Lereng datar sampai agak miring, dengan proses sedimentasi. Jenis batuan sedimen. Material permukaan pasir. Drainase baik, jenis tanah Regosol.
c.    Gumuk Pantai
Suatu bentuk lahan di sepanjang garis pantai yang dibentuk oleh hasil endapan tenaga angin dan gelombang. Lereng datar sampai agak miring, dengan proses sedimentasi. Jenis batuan sedimentasi, material permukaan pasir. Drainase baik, jenis tanah Regosol.
d.    Rataan Pasang-Surut
Suatu bentuk lahan yang letaknya lebih rendah dari daerah sekitanya, serta masih dipengaruhi oleh pasang-surut air laut. Lereng datar sampai agak miring, dengan proses sedimentasi. Jenis batuan sedimen, material permukaan pasir, banyak dijumpai rumah binatang laut. Drainase buruk, jenis tanah Gleisol dan tanah mengandung diatomae.
e.    Dataran Pantai
Suatu bentuk lahan berupa dataran yang terbentuk oleh akumulasi endapan laut. Lereng datar sampai agak miring, dengan proses sedimentasi, jenis batuan sedimen, material permukaan pasir. Drainase baik samapai sedang, jenis tanah Regosol.
f.     Dataran Pantai Tergenang
Suatu bentuk lahan berupa datarn yang terbentuk oleh akumulasi endapan laut. Lereng datar sampai agak miring dengan proses sedimentasi. Jenis batuan sedimen, material permukaan pasir. Drainase sedang sampai buruk, tergenang secara berkala, jenis tanah Regosol dan Aluvial.
g.    Pulau Karang
Suatu bentuk lahan berupa dataran yang tersusun dari bari karang dan dipisahkan dari daratan utama oleh laut. Lereng miring sampai terjal, dengan proses solusi dan erosi. Jenis tanah batuan sedimen, material permukaan pasir sampai kerikil. Drainase baik sedang, jenis tanah Renzina dan Mediteran.
h.    Gosong Laut
Suatu bentuk lahan dataran yang terletak di daerah yang rebentuk dari endapan pasir laut. Lereng datar sampai agak miring dengan proses sedimentasi. Jenis datar sampai agak  miring dengan proses sediemtasi. Jenis batuan sedimen laut, material permukaan liat sampai pasir. Drainase baik, jenis tanah Regosol dan Aluvium.

SUMBER :
Ayu, Reski. 2013. Geomorfologi: Bentuk Lahan. http://reskiayumagfira.blogspot.co.id/
wingman.2012.Dasar-dasar Geomorfologi. https://wingmanarrows.wordpress.com

Komentar

  1. Top 10 best casinos for 2021 - Dr.MCD
    If you like to get 경상북도 출장샵 in on the action, look no further than the 구미 출장마사지 top 10 시흥 출장샵 casinos for 2021. Here are our top 10 casino sites that are 포천 출장샵 all based in Malta 상주 출장샵

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Manfaat, Keuntungan dan Kekurangan Menggunakan Mulsa Plastik

Mulsa plastik atau sering disebut juga mulsa plastik hitam perak (MPHP) adalah lembaran plastik khusus dengan dua sisi yang berbeda warna, yaitu hitam dan perak. Mulsa plastik digunakan untuk menutupi lahan tanaman budidaya untuk mencegah pertumbuhan gulma, menjaga kelembaban tanah, menjaga struktur tanah, mencegah erosi permukaan tanah serta meminimalisir hama dan penyakit tanaman. Mulsa plastik banyak digunakan pada budidaya tanaman hortikultura seperti cabai, tomat, terong, seledri, kubis, sawi, okra, paprika dan lain sebagainya. Namun sebagian petani juga menggunakan mulsa plastik pada budidaya pepaya. Mulsa plastik memiliki warna yang berbeda yaitu hitam dan perak, warna hitam dipasang dengan posisi dibawah dan warna perak dipasang dengan posisi diatas. Warna perak pada mulsa plastik berfungsi untuk memantulkan sinar matahari ketanaman dengan tujuan untuk mencegah atau mengurangi serangan hama tanaman. Mulsa plastik efektif untuk mencegah dan meminimalisir ...

Apa itu SIG ?

SIG adalah Sistem Informasi Geografis.  Sistem merupakan sekelompok komponen dan elemen yang digabungkan menjadi satu untuk mencapai tujuan tertentu. Informasi adalah data yang diolah. Georafis adalah mempelajari tentang keadaan/gambar bumi. berarti, Sistem Informasi Georafis adalah sistem berbasis komputer yang mengolah data berupa keadaan/gambar bumi.pengertian lainnya tentang SIG menurut para ahli antara lain: Menurut Prahasta  : SIG merupakan sejenis  software  yang dapat digunakan untuk pemasukan, penyimpanan, manipulasi, menampilkan, dan keluaran informasi geografis berikut atribut-atributnya. Menurut Alter  :   SIG adalah sistem informasi yang mendukung pengorganisasian data, sehingga dapat diakses dengan menunjuk daerah pada sebuah peta. Sistem Informasi Geografis dibagi menjadi dua kelompok yaitu sistem manual (analog), dan sistem otomatis (yang berbasis digital komputer). Perbedaan yang paling mendasar terletak pada cara pengelolaanny...